Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget



Balai Desa Kemuningsari Kidul, Bak Istana Tetapi Belum Aksesibel Bagi Disabilitas

Foto: Saat anggota Perpenca melalui tangga di Balai Desa Kemuningsari Kecamatan Jenggawah
 

JWSUWARSUWIR_JEMBER: Saat itu, jam menunjukkan pukul 09.00 pagi  pada Selasa (26/12/2023). Terlihat 3 orang penyandang disabilitas daksa menyusuri tangga balai desa Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah. Pagi itu memang sedang ada kegiatan reses anggota dewan DPRD Provinsi Jawa Timur. Tiga orang ini berasal dari Persatuan Penyandang Disabilitas dan Center Advokasi (Perpenca) Jember yang kebetulan diundang untuk menerima bantuan peralatan volley, hibah dari pemerintah Provinsi Jawa Timur atas rekomendasi anggota legislatif dari PDI Perjuangan Hari Putri Lestari. Mereka menyusuri tangga balai desa dengan susah payah karena bangunan publik tersebut tidak diberi bidang miring. Meskipun dilengkapi dengan handrail atau pegangan tangan namun akses terhalang dengan pot besar yang ditaruh disamping handrail.

Saya mendengar tentang bangunan Balai Desa ini, yang konon katanya mirip Istana Negara Republik Indonesia sudah lama dan baru kali ini diberi kesempatan hadir disini. Tetapi alangkah terkejutnya ketika kami datang ternyata bangunan yang cukup megah dan terkenal ini tidak ramah terhadap disabilitas. Sampai disana, kebetulan teman-teman yang kami ajak sebagian besar menggunakan alat bantu kruk. Kami kesulitan untuk naik, karena kebetulan ubinnya lebar sehingga jarak antara undak-undak yang satu dan yang lain jauh. Akhirnya kami menggunakan pegangan tangga. Tetapi ini juga tidak mudah karena terhalang oleh pot bunga disamping tangga yang cukup besar sehingga kami kesulitan untuk berpegangan pada tangga tersebut.

Untuk mencapai lokasi acara mereka kemudian meminta bantuan salah satu panitia yang sedang bertugas. Dengan susah payah akhirnya mereka bisa naik dan duduk di kursi yang telah disediakan panitia.

Problematika aksesibilitas masih menjadi permasalahan yang dialami oleh penyandang disabilitas di Jember dan harus segera ditangani. Akses publik seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan fasilitas umum di jalan raya maupun transportasi umum masih belum sepenuhnya ramah disabilitas.

Balai Desa Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember yang sengaja dibuat mirip dengan Istana Negara kabarnya menghabiskan Dana Desa hingga 1,8 miliar rupiah. Namun sayangnya bangunan tersebut belum dilengkapi dengan aksesbilitas bagi penyandang disabilitas, seperti bidang miring untuk pengguna kursi roda. Disisi lain, bangunan tersebut sudah dilengkapi dengan handrail atau pegangan tangga, tetapi akses tersebut terhalang karena peletakan pot tanaman hias yang cukup besar disamping handrail sehingga  para penyandang kesulitan untuk meraih pegangan tangga tersebut.



Ketua Perpenca Jember, Zaenuri, menyayangkan bangunan yang megah dan sangat mirip dengan Istana Negara, tidak dilengkapi dengan aksesbilitas bagi penyandang disabilitas. Padahal Kantor Desa Kemuningsari Kidul kerap didatangi penduduk dari luar desa yang penasaran dengan bangunan. Dan menjadi objek wisata lokal untuk sekedar berfoto dengan latar belakang Balai Desa.

Kabupaten Jember sudah memiliki Perda Disabilitas No. 7 Tahun 2016 yang salah satu pasalnya adalah mewajibkan seluruh bangunan publik di kabupaten Jember memberikan aksesbilitas bagi penyandang disabilitas. Artinya fasilitas dan pelayanan publik perlu didirikan dengan memperhatikan aksesibilitas lingkungan fisik maupun informasi dan komunikasi.


Penulis: Moh Zaenuri Rofi’i

Jurnalis Warga Suwar Suwir Jember


Posting Komentar

0 Komentar