ASI atau Air Susu Ibu merupakan makanan pertama untuk bayi. Bagi seorang Ibu, menyusui bukan sekedar memberikan makanan kepada Si Kecil, tapi juga salah satu wujud cinta dan kasih sayang untuknya. Sehingga anjuran untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun adalah untuk mempererat bonding antara Ibu dan Si Kecil.
Sampai saat ini masih banyak pernyataan yang dipercaya turun temurun tentang ASI. Sayangnya, tidak semua pernyataan tersebut benar. Kadang ada pernyataan yang hanya mitos , tapi banyak juga yang ternyata benar , Nah malah membuat Ibu bingung dan khawatir kan . Yuk, simak fakta dan mitos seputar ASI yang perlu Ibu dan calon ibu ketahui!
1.
Asi pertama harus dibuang
Mitos:
Ada yang bilang ASI pertama berwana kuning itu basi dan harus dibuang.
Fakta:
Memang benar ASI pertama itu berwarna kekuningan, namun itu tidak basi seperti
yang sering kita dengar. ASI pertama disebut kolostrum, yaitu ASI pertama yang
Ibu produksi saat hamil dan selama beberapa hari setelah melahirkan. Cairan
pekat dan konsentrat berwarna kekuningan ini, sangat sedikit jumlahnya, dan
memberi banyak manfaat untuk bayi. Bagian ini sangat penting dan sangat baik
bagi si kecil karena mengandung antibodi dan imunoglobulin yang tinggi,
sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Kolostrum kaya akan sel darah putih yang mampu melawan infeksi bakteri dan
virus. Jadi, kolostrum sangat disarankan untuk diberikan pada bayi sejak ia
lahir dan kemudian dilanjutkan dengan ASI eksklusif hingga 6 bulan. Jadi,
jangan dibuang ya, Bu!
2. ASI belum keluar
Mitos:
Setelah melahirkan, ASI belum keluar? Beri Si Kecil makanan lainnya.
Fakta:
Sangat wajar, jika setelah persalinan ASI belum juga keluar atau tidak lancar.
Jangan khawatir, bayi yang baru lahir masih punya cadangan makanan yang ia bawa
dari kandungan selama 2x24 jam. Tetap tenang dan terus coba untuk stimulus
payudara agar ASI bisa keluar. Jangan buru-buru memutuskan untuk memberikan
makanan lain bagi Si Kecil. Karena pemberian makanan lain selain ASI bisa
meningkatkan risiko terganggunya usus bayi yang masih belum siap. Namun, jika
terjadi kasus serupa, harus tetap dikonsultasikan dengan para ahli.
3. ASI saat Ibu sakit
Mitos:
Bila ibu sakit, maka anak akan tertular penyakitnya, sehingga ibu harus
berhenti menyusui.
Fakta:
Jika Ibu mengalami demam, batuk, flu, muntah, diare atau ruam memang bisa
menularkan penyakit tersebut melalui mulut, tapi tidak melalui ASI. Melanjutkan
pemberian ASI adalah hal terbaik jika Bunda sakit, karena perlindungan terbaik
bagi bayi dari penyakit yang diderita sang Ibu adalah tetap menyusui.
Infeksi payudara, termasuk abses, meski terasa sakit, bukan alasan untuk
berhenti menyusui. Selain itu, infeksi yang Ibu alami tersebut akan sembuh
lebih cepat bila terus menyusui.
4. Payudara kecil, ASI sedikit?
Mitos:
Banyak informasi tidak akurat mengenai ukuran payudara Ibu, yang dianggap jika
berukuran kecil tidak akan menghasilkan ASI yang cukup.
Fakta:
Umumnya ukuran payudara akan berubah saat hamil. Kalaupun tidak berubah secara
signifikan, sebenarnya ukuran payudara tidak berhubungan dengan banyak tidaknya
ASI yang dihasilkan. Wanita dengan payudara berukuran besar juga bisa mengalami
kesulitan saat menyusui. Ibu jangan khawatir mengenai ASI yang akan dihasilkan,
tetap memiliki afirmasi positif dan upayakan untuk meningkatkan persediaan ASI
bagi Si Kecil.
Produksi ASI sendiri mengikuti prinsip supply and demand. Semakin tinggi kebutuhan bayi, maka semakin banyak pula produksi ASI. Semakin sering dirangsang atau diberikan pada Si Kecil, maka semakin banyak pula produksi ASI. Sebaliknya, semakin jarang dirangsang, produksi ASI juga akan semakin menurun. Mengonsumsi ASI booster juga bisa alternatif untuk memperlancar ASI. Makanan pelancar ASI seperti katuk, bayam, dan buah pepaya sangat direkomedasikan untuk Ibu menyusui
5. Memberi ASI langsung atau lewat botol?
Mitos:
Ada yang bilang memberikan ASI perah (ASIP) lewat botol harus dihindari karena
dapat membuat anak bingung puting sehingga anak tidak mau menyusu langsung pada
payudara ibu.
Fakta:
Ibu tidak perlu khawatir jika tidak selalu bisa memberikan ASI secara langsung
yang mengharuskan bayi minum ASIP dari botol. Cara yang bisa dilakukan agar
bayi tetap mau menyusu langsung dan terbiasa juga dengan menyusu lewat botol
adalah dengan memperkenalkan botol pada bayi di usia 2-6 minggu secara
bergantian. Sehari disusui langsung dan sehari menyusu lewat botol. Bayi akan
belajar menyusu dari botol tanpa kehilangan kemampuan menyusu dari payudara.
Jangan lupa untuk tetap menggendong dan memeluk bayi meski ASIP diberikan lewat
botol.
Banyak sekali mitos yang berkembang di masyarakat seputar ASI dan ibu menyusui. Ada baiknya Ibu atau calon ibu tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang didapat ya. Pastikan kebenarannya, bila perlu konsultasikan kepada pakarnya. Selamat mengASIhi!
( Ritsajlh,berbagai sumber)
0 Komentar