Kader Posyandu mengukur panjang tubuh balita di salah satu kelurahan di Jember, 15 Maret 2023. (gppjember/mega sil) |
gppjember.com - Masalah stunting masih menjadi tugas rumah yang besar bagi Pemkab Jember. Belasan ribu balita di Jember dilaporkan mengalami stunting. Edukasi hingga bantuan pemberian makanan tambahan (PMT) balita bagi keluarga kurang mampu gencar diberikan.
Anggota bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Farida Anggraini menyebut, dari 160.400 lebih balita di Jember, sebanyak 11.931 balita terindikasi stunting per Februari 2023. Itu artinya masih ada 7,2 persen balita stunting.
Sesuai pendataan pada bulan timbang nasional pada Februari kemarin, Dinkes Jember membeberkan angka stunting di Jember menurun dari yang sebelumnya 20.506 kasus. Namun, lagi-lagi stunting bukanlah soal besar kecilnya persentase. Tetapi angka riil yang menunjukkan bahwa jumlah balita stunting di Jember masih sangat banyak.
Pengkategorian stunting salah satunya didasarkan pada pengukuran tinggi balita menurut usia apakah pendek atau sangat pendek. Teknik pengukurannya sendiri, kata Farida, tidak semua kader posyandu paham dengan baik
Pantauan Tim Jurnalis Warga Suwar-Suwir dalam proses posyandu balita di salah satu kelurahan pada 15 Maret lalu, belum mencerminkan cara pengukuran yang benar. Alat ukur yang digunakan pun belum memenuhi standar menggunakan Antropometri kit. Melainkan hanya menggunakan banner untuk mengukur panjang balita.
“Tidak semua kader posyandu paham cara pengukuran yang baik dan terstandar. Itulah tanggung jawab Dinkes untuk memberikan pelatihan tenaga kesehatan agar bisa menjadi pelatih bagi kader posyandu setempat,” terang Farida.
Kesalahan pengukuran bisa berakibat pada salahnya hasil penarikan kesimpulan mengenai data balita yang stunting maupun tidak stunting. Sehingga, berujung pada kekeliruan penetapan kebijakan.* (mega sil)
0 Komentar