Kebanyakan masyarakat khususnya di Indonesia, pembagian peran di dalam keluarga masih bergantung pada jenis kelamin. Budaya ini mengakar kuat yang kemudian dipegang teguh sebagai hal yang harus dipatuhi. Misalnya, laki-laki itu bekerja dan harus serba dilayani, perempuan di rumah dan harus sigap melayani.
Perbedaan peran dan fungsi tersebut bukan hanya membudaya di ranah domestik. Bahkan sudah menjadi hal lumrah di ruang publik.
Dalam pandangan masyarakat luas, perbedaan gender menjadi hal krusial yang seolah-olah harus diyakini bersama.
Persoalan bekerja saja, tidak sedikit yang menentang perempuan bekerja. Alasannya tidak pantas perempuan berada di luar dan mengerjakan pekerjaan yang seharusnya jadi tugas laki-laki. Hingga berbagai alasan lain seperti urusan ekonomi itu urusan laki-laki dalam keluarga.
Padahal, perihal bekerja bagi perempuan tidak semata-mata urusan finansial. Meski dipungkiri berdaya secara ekonomi bagi perempuan sangatlah penting.
Perempuan di dalam struktur keluarga kerap dianggap sebagai anggota kelas dua. Perannya dianggap kurang penting. Seakan banyak yang lupa bahwa fitrah manusia itu sama dan tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Keduanya sama-sama memiliki potensi yang butuh disalurkan dan dimaksimalkan kemanfaatannya.
Lalu, mengapa perempuan harus bekerja? Seberapa pentingkah perempuan bekerja? Dan bagaimana apabila perempuan dilarang bekerja?
Tonton Selengkapnya di kanal YouTube GPP Jember TV atau https://youtu.be/9XjlmcAu-F8
* (Mega Sil)
0 Komentar