Foto: Pertemuan bersama antara LGPP, FORJES dan Organisasi Perangkat Daerah di Aula Pemda
GPPJEMBER.COM:Sejak Maret 2020 Lembaga Gerakan Peduli Perempuan(LGPP) Jember menjadi mitra utama USAID MADANI. Maternal and Neonatal Health
(MNH) atau Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir merupakan isu yang menjadi fokus harapannya. Isu tersebut sejalan dengan kondisi Kabupaten Jember sebagai kabupaten yang menduduki peringkat nomer dua(2) di Jawa Timur sebagai kabupaten dengan Angka Kematian Ibu(AKI) dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir (AKB) tinggi pada tahun 2020 sebagaimana yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember di tahun yang sama.Bak gayung bersambut, USAID MADANI yang mengusung tema MNH, disisi lain Jember merupakan salah satu kabupaten dengan permasalahan AKI, AKB, sehingga sangat pas, cocok untuk membangun kolaborasi, kerjasama bersinergi mengentaskan permasalahan yang identik.
USAID MADANI dengan 3 programnya,:Peningkatan kapasitas, Legitimasi serta Keberlanjutan, telah mampu mengantarkan LGPP Jember untuk membangun kerjasama dengan Organisasi Perangkat Daerah(OPD) dan stakeholder setempat. Selama ini LGPP sangat enggan menjalin kerjasama dengan mereka , dengan kecenderungan yang korup. LGPP bertekad untuk menjadi Organisasi yang mandiri di atas kekuatan sendiri.
Kehadiran USAID MADANI telah menoreh sejarah baru bagi LGPP.
LGPP telah berhasil membangun kerjasama dengan OPD setempat: Bappeda, Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan Keluarga Berencana(DP3AKB), Badan Kesatuan Bangsa dan Politik(Bakesbangpol), Puskesmas dan Kecamatan Sumbersari, Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) V Jawa Timur yang ada di kabupaten Jember, Perguruan Tinggi, Media (Radar Jember, Surya, JTV),serta pihak swasta (Lippo Mall) dan masih banyak lagi.
Seperti menemukan kawan seperjalanan, mereka, para stakeholder atau OPD terkait, sangat gembira menyambut kerjasama yang ditawarkan oleh LGPP dan USAID MADANI. Kesiapan mereka untuk menjadi nara sumber di setiap pertemuan serta memfasilitasi tempat- tempat pertemuan berikut kesedihan aktif dalam setiap tahap dan proses, sejak awal hingga terbentuk Kampung Remaja Sehat (KRS) sampai saat ini. Semuanya gratis, bahkan saling menawarkan fasilitas, terutama narsum dan tempat.
Bahkan, Lippo Mall menyediakan tempat gratis sebagai tempat lauchinh KRS. Kepala DP3AKB Drs Suprihandoko, MM, waktu itu memenuhi undangan kami untuk membuka dan melaunching KRS bersamaan dengan peringatan Hari Anak Nasional di sela-sela padatnya kegiatan. Undangan dari OPD tersebut di atas, teman-teman difabebel, siswa berbagai jenjang, perangkat kelurahan, utusan dari kecamatan, remaja KRS, tokoh masyarakat dan tokoh agama lokal memenuhi ruangan. Sebuah bukti nyata buah kerjasama yang solid terwujud.
Pilotb projek Kampung Remaja Sehat(KRS) di Kelurahan Wirolegi dan Kelurahan Karangtejo dalam satu Kecamatan Sumbersari merupakan icon yang inovatif. Bak/laksana bayi yang imut, menggemaskan, semua orang ingim menimangnya, menjadi sesuatu yang iconik. Semua saling memperebutkan ya, ingin memilikinya.
Melalui program-programnya yang menarik dan penting bagi remaja terkait Kesehatan reproduksi, Pencegahan Perkawinan Anak, Generasi Sehat Tanpa Naza, Cara dan Praktek menulis,Menulis, Kampanye di Medsos dengan Canva tentang Pencegahan Perkawinan Anak, Konsultasi teman sebaya dan kegiatan-kegiatan lain, memang patut untuk dilirik.
Piloting projek KRS ini rame-rame diadopsi sebagai program unggulan oleh dinas-dinas. Tentu ini khabar yang menggembirakan dan membanggakan.
Saat ini, Kecamatan Sumbersari melalui Puskesmas wilayahnya sedang menyiapkan KRS menjadi progam inovatif camat. Kecamatan Sumbersari menjadi satu-satunya kecamatan di Jember yang ditunjuk oleh bupati untuk mewakili Jember dalam lomba camat inovatif Tingkat Jawa Timur.
Sebuah pencapaian yang layak diapresiasi bersama bahwa kolaborasi, kerjasama , dan sinergi berbuah manis. Sebuah sejarah baru, yang belum pernah terjadi. Program USAID MADANI membuka jalan baru bagi partisipasi dan kontribusi, khususnya pada isu MNH.
Penulis: Mimin
0 Komentar