GPPJEMBER.COM: Game online kini hadir dengan beberapa pilihan. Target pasar dari game online ini mulai usia anak hingga dewasa. Game online didapatkan atau dimainkan secara gratis melalui smartphone. Namun peluang untuk naik ke level sangat terbuka dengan cara top up game yang identik dengan pembelian voucher atau chip game.
Bagi para gamers yang sudah kecanduan game tidak segan-segan merogok kocek untuk membeli fitur-fitur untuk menaikkan level permainannya, karena semakin tinggi level permainan menjadi lebih spesial. Kecanduan game online dapat memberikan dampak negatif, dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan tubuh, mental, ekonomi, hubungan sosial. Bahkan salah satunya dapat memicu keretakan rumah tangga.
Salah seorang warga dari Kecamatan Patrang menyebutkan bahwa suaminya kecanduan dengan game online. Untuk memuaskan keinginan bermain game online ini bahkan rela merogoh kocek yang banyak hingga lupa menafkahi keluarga. " Hasil kerjanya digunakan untuk membeli chip game, saat disuruh untuk berhenti bermain, katanya dari game tersebut bisa menghasilkan uang, namun kenyataan tidak sama sekali, yang ada saya tidak dinafkahi padahal punya balita yang butuh susu, popok dan lainnya. kalau main juga tidak kenal waktu" Ucapnya
Tanggung jawab terhadap keluarga berkurang yang mengakibatkan sering terjadi cekcok. Keluarga ditelantarkan, hingga istri banting tulang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Kondisi inilah kemudian yang memicu terjadinya perceraian. " Saya di talak oleh suami, saat ini proses perceraian kami masih berlangsung di Pengadilan Agama Jember. Dalam proses perceraian ini saya didampingi oleh pengacara dari LBH Jentera Perempuan Indonesia, untuk memperjuangkan hak-hak saya. Layanan pendampingan hukum ini saya dapatkan secara gratis" Imbuhnya
Penulis: Istifaroh
Editor : Fitri
0 Komentar